Back
News
Inspiration

Apa Itu Barcode? Ini Cara Kerja hingga Kelebihan dan Kekurangannya

avatar
Ethix Indonesia
27 May 2025
Share:
FacebookTwitterWhatsapp
Apa itu barcode

Kali ini kita akan membahas pengertian barcode, cara kerjanya, kelebihan dan kekurangannya dalam bisnis. Simak baik-baik, ya!

Dalam dunia bisnis modern yang cepat, barcode memegang peran penting sebagai sistem identifikasi otomatis untuk mendukung operasional yang efisien. Lebih dari sekadar garis hitam putih pada kemasan produk, barcode menjadi fondasi manajemen inventaris, rantai pasok, dan transaksi penjualan. 

Nah, kali ini kita akan membahas pengertian barcode, cara kerjanya, kelebihan dan kekurangannya dalam bisnis, serta perbedaannya dengan QR Code yang semakin populer di era digital.

Simak baik-baik, ya!

Apa Itu Barcode?

Barcode merupakan representasi visual berbentuk garis-garis hitam dan putih dengan ketebalan serta jarak tertentu, yang berfungsi untuk menyimpan data produk, dokumen, atau informasi lainnya. Data ini dapat dibaca oleh mesin pemindai seperti scanner atau kamera. Barcode pertama kali ditemukan pada tahun 1948 oleh Bernard Silver dan Norman Joseph Woodland, dan mulai diterapkan secara luas sejak 1974 dalam sistem ritel dengan menggunakan UPC (Universal Product Code).

Jenis barcode terbagi menjadi dua:

  • 1D (satu dimensi) seperti UPC, EAN, Code 128, yang sering digunakan dalam ritel dan logistik.

  • 2D (dua dimensi) seperti QR Code dan Data Matrix, yang dapat menyimpan lebih banyak data dan mudah dipindai oleh kamera smartphone.

Barcode telah menjadi teknologi penting dalam industri ritel, logistik, kesehatan, dan manufaktur, berkat kemampuannya dalam memproses data dengan cepat dan akurat.

Cara Kerja Barcode

Cara kerja barcode sangat sederhana namun efektif. Setiap garis dan spasi pada barcode merepresentasikan angka atau huruf tertentu. Scanner barcode menggunakan sinar laser atau sensor optik untuk membaca pola tersebut. Scanner akan memindai garis hitam dan spasi putih, kemudian mengubahnya menjadi sinyal listrik. 

Setelah itu, perangkat lunak (software) akan menerjemahkan sinyal tersebut menjadi data yang dapat digunakan oleh sistem komputer. Informasi ini digunakan untuk memperbarui inventaris, memproses transaksi penjualan, atau melacak dokumen. 

Contohnya, saat kamu berbelanja di supermarket dan kasir memindai barcode pada produk, sistem akan langsung mengurangi jumlah stok produk di gudang, menampilkan harga di kasir, dan mempercepat transaksi.

 

Baca juga: Cara Mengirim Broadcast di WhatsApp untuk Android dan iOS

 

Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan Barcode untuk Bisnis

Penggunaan barcode dalam bisnis memberikan banyak kelebihan. Barcode memiliki efisiensi tinggi karena mempercepat proses input data sehingga memperlancar operasional bisnis. Selain itu, barcode memiliki akurasi tinggi yang meminimalisir kesalahan manusia dalam pencatatan data. 

Barcode juga tergolong biaya murah karena investasi awal yang rendah dibanding teknologi lainnya seperti RFID, dan memiliki kemudahan implementasi yang bisa diaplikasikan dalam berbagai sistem, baik skala kecil maupun besar. Tidak hanya itu, barcode juga dapat meningkatkan kepuasan pelanggan karena proses transaksi yang lebih cepat sehingga pelanggan tidak perlu menunggu lama di kasir.

Namun, barcode juga memiliki kekurangan. Salah satunya adalah barcode mudah rusak atau hilang, terutama jika label barcode tergores atau sobek, sehingga scanner tidak dapat membacanya. Selain itu, barcode memiliki kapasitas data terbatas karena barcode 1D hanya bisa menyimpan sedikit data, sehingga kurang fleksibel untuk aplikasi yang membutuhkan informasi kompleks. Barcode juga memerlukan scanner khusus, tidak seperti QR Code yang dapat dipindai dengan kamera smartphone.

Perbedaan Barcode dan QR Code

Meskipun barcode dan QR Code sering dianggap serupa, keduanya memiliki perbedaan signifikan. Barcode memiliki bentuk berupa garis-garis vertikal yang mewakili data dalam satu dimensi (1D), sedangkan QR Code berbentuk kotak dengan pola piksel hitam putih yang mewakili data dalam dua dimensi (2D). 

Dalam hal kapasitas data, barcode hanya dapat menyimpan sedikit data seperti angka atau huruf, sementara QR Code mampu menyimpan lebih banyak data seperti teks, URL, dan nomor telepon. Cara pemindaian barcode memerlukan scanner khusus, sedangkan QR Code dapat dipindai menggunakan kamera smartphone. 

Dari segi ketahanan, barcode lebih rentan rusak atau kotor sehingga sulit dibaca, sementara QR Code lebih tahan karena polanya bisa tetap dikenali meskipun sebagian rusak. Penggunaan barcode umumnya ditemui dalam ritel, logistik, dan manufaktur, sedangkan QR Code lebih populer untuk pembayaran digital, promosi, dan verifikasi.

Pada intinya, barcode adalah teknologi pengenal otomatis yang penting untuk meningkatkan efisiensi bisnis, terutama dalam pengelolaan inventaris, proses transaksi, dan pelacakan produk. Meskipun memiliki kelebihan dalam kecepatan dan akurasi, barcode juga memiliki kekurangan dalam kapasitas data dan ketahanannya.

Share:
FacebookTwitterWhatsapp
ethix-indonesia

Ethix Indonesia

https://ethix.id/

A Jakarta-based e-logistics solutions company equipped with experienced management team in warehouses industry, integrated warehouse management system with standard business process and infrastructure, ethix.id aims to ease your way in growing phase.

Contact Us

Get in touch with the right people at Ethix.id, fill out the form or message us at via Whatsapp. We’ll put you in touch with the right team

By submitting, you agree to Ethix.id Privacy Policy

Category

    whatsapp